Jangan menutup halaman ini.
Ada beberapa metode dalam trading yang biasa digunakan oleh para trader dan mengaplikasikannya sesuai dengan resiko yang dapat ditanggung, durasi, dan intensitas dalam pengamatan pergerakan harga. Terdapat salah satu strategi yang sederhana yang dapat dipakai oleh para trader yaitu trend following. Strategi trend following atau trend trading adalah strategi dalam trading yang melakukan pembelian ketika muncul signal uptrend dan menjual ketika pola uptrend berakhir sehingga strategi trend following ini cenderung lebih sederhana karena hanya mengikuti arah trend dari suatu harga dan mengambil posisi long (cenderung pasif dan hanya menunggu signal pembalikan arah untuk menjual aset). Terdapat perbedaan antara swing trading dengan trend following, walau sebenarnya lebih banyak kemiripan, akan tetapi strategi trend following digunakan pada posisi aset sedang mengalami fase uptrend, sedangkan swing trading bisa digunakan untuk pantulan harga yang sedang mengalami fase downtrend. Terdapat beberapa indikator dan pola dalam teknikal analisis yang menjadi acuan oleh para trader untuk menentukan trend following
Uptrend, Downtrend, Sideways
Pola uptrend, downtrend, dan sideways menjadi dasar seorang trader dengan strategi trend following untuk menentukan posisi pembelian aset. Ketika aset bergerak menuju pola uptrend, seorang trader dengan strategi trend following mulai melakukan pembelian aset dan menjual ketika trend sudah patah atau berganti trend. Berbeda dengan trader dengan teknik counter the trend yang kemudian memanfaatkan perpindahan fase dari uptrend ke downtrend untuk melakukan short selling.
Moving Average
Indikator moving average digunakan untuk melihat posisi pergerakan suatu aset dimana ketika tejadi perpindahan fase dari sideways ke uptrend dimulai dengan break dari moving average (golden cross), dalam jangka waktu menengah, para trader biasa menggunakan moving average 50. Jika setelah break dari moving average, para trader menggunakan pergerakan garis MA 50 sebagai dasar mengikuti trend following dan ketika suatu aset bergerak breakdown dari moving average (death cross), saat itu lah penganut strategi trend following mulai menjual asetnya.
Batasi Resiko
Salah satu cara agar seorang penganut trend following membatasi kerugian adalah dengan memakai stop loss. Bagi trader, stop loss tidak serta merta dipandang sebagai suatu kerugian saja, akan tetapi cara untuk melindungi modal kita agar tidak mengalami kerugian lebih banyak dan memahami bahwa terdapat opportunity lain yang akan didapatkan dibandingkan modal trader terjebak di harga yang tinggi dan belum tahu kapan akan mendapatkan keuntungan. Pembatasan resiko juga berarti membuat trading plan, bagaimana masuk, keluar, maupun antisipasi jika market bergerak tidak sesuai dengan analisa trader, dengan kata lain disiplin diri juga menjadi kunci kesuksesan penganut trend following.
Gambaran Trend Following
Sebagai
gambaran bagaimana strategi trend following, dapat dilihat dari gambar di atas
yaitu pergerakan harga BTC/USDT dengan timeframe weekly, terlihat pada bulan
Mei 2020, berdasarkan pergerakan moving average 50 mulai menunjukan golden
cross dimana para penganut trend following mulai mengamati haraga BTC/USDT
untuk melakukan pembelian dan ketika harga BTC/USDT mulai break harga di
$18.000-$19.000 pada bulan November 2020 dimana mengkonfirmasi fase uptrend dan
membatasi resiko dengan memasang stop loss di harga
$17.000. Kemudian harga naik dengan fase euforia level (naik tinggi hanya dalam jangka
waktu cenderung cepat). Ketika terjadi retest di MA 50, seorang trend following
akan melihat apakah sudah terjadi death cross atau tidak, jika tidak terjadi, maka trader hanya akan terus mengamati dan membiarkan harga bergerak sesuai
pergerakan di atas MA 50. Walau signal bull trap terlihat ketika harga tidak
mampu bertahan di atas $64.000 (rejection), penganut trend follower hanya akan
menjual ketika mengkonfirmasi terjadinya death cross MA 50 yaitu di harga
$46.000 pada Bulan Desember 2021. Dengan asumsi penganut trend following membeli
BTC/USDT pada Bulan November 2020 dengan harga $18.000 dan menjual pada Bulan
Desember 2021 pada harga $46.000, maka dengan metode trend following seperti
yang digambarkan, trader akan mendapatkan gain sekitar 155% dengan jangka waktu 1
tahun. Trader dengan metode trend following seperti ini mempunyai kelebihan
yaitu tidak terlalu banyak melakukan pengamatan di bursa market dan melihat pergerakan indikator MA 50, akan tetapi metode seperti ini sangat bergantung dengan
keadaan pasar dimana fase bullish /uptrend belum tentu terjadi sewaktu-waktu
sehingga banyak penganut trend following yang kehilangan momentum dan gain yang didapatkan cenderung lebih kecil.
Ingat ya sobat
koinku, semua artikel yang dibuat oleh Koinku bertujuan untuk memberikan
edukasi dan pengetahuan tentang dunia kripto, bukan rekomendasi untuk jual
beli, selalu Do Your Own Research. Jika sobat koinku ingin bertransaksi di
dunia kripto yang sudah resmi terdaftar di Bappebbti, aman, dang a ribet, Pakai Koinku Aja